Kelainan Tulang Pada Balita
Ada bermacam-macam kelainan tulang yang bisa dialami oleh anak-anak. Namun, bila ditangani dengan baik, kelainan ini masih bisa diperbaiki.
Tidak semua anak beruntung dilahirkan dengan tubuh sempurna. Sebagian bayi-bayi yang lahir, ada yang lahir dengan tubuh yang kurang sempurna. Menurut dr. Sofyanudin, Sp.BO., ahli bedah orthopedi, hampir semua kelainan tulang ini bersifat Congenital, atau kelainan bawaan, artinya kelainan ini terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan (janin). Kelainan-kelainan yang bisa terjadi antara lain:
Kelainan Tulang Kaki
Webbing Jari Kaki/Jari Bebek
Jari-jari kaki berjarak lebih lebar dari normal. Biasanya kaki berfungsi normal, tak mengganggu seperti jari
dempet.
In/Out-Toeing
Telapak kaki atau jari kaki bengkok ke arah dalam atau luar. Biasanya akibat salah posisi atau postur tubuh. In-toeing makin buruk jika bayi tidur tengkurap. Gangguan ini bisa dikoreksi sendiri sejalan dengan pertumbuhan anak dan jarang memerlukan penanganan khusus.
Jari Tambahan atau
Syndactilly
Jari tambahan membuat kaki susah mengepaskan dengan sepatu. Biasanya dihilangkan dengan operasi sebelum bayi mulai berjalan atau memakai sepatu.
Telapak Kaki Datar (Flat Feet)
Umumnya terjadi karena timbunan lemak pada telapak kaki bayi. Tak perlu dicemaskan, kecuali jika problem ini tak hilang setelah anak berusia 5 tahun. Ada dua jenis kaki datar yang bisa dialami Si Kecil, yaitu
flat feet Fleksibel dan
flat feet rigid.
- Flat Feet Fleksibel, adalah kondisi dimana tidak adanya lengkung di telapak kaki. Namun, ini bukan kelainan berat. "Penyebabnya karena tekstur kaki tidak mengikuti lengkung tulang, bila berjinjit, lengkungannya baru akan terlihat," jelas dokter Spesialis Bedah Orthopaedi di RS Fatmawati, Jakarta, ini.
- Sedangkan
flat feet rigid atau
fixed, disebabkan oleh tulang kaki yang tidak melengkung seperti yang seharusnya. Akibatnya, Si Kecil pun akan tidak mempunyai lengkung kaki. "Bahkan dengan berjinjit pun, telapak kaki tidak akan melengkung seperti pada fleksibel
flat feet." Agar tidak sering merasa sakit bila berjalan jauh, biasanya dokter akan menyarankan Si Kecil menggunakan sepatu khusus.
Jari Merpati atau
Pigeon Toe
Jari-jari kaki menekuk ke dalam, seperti kaki merpati. Bayi baru lahir punya
pigeon toe karena kebiasaan mereka saat dalam kandungan. Kondisi ini biasanya hilang sendiri pada usia 5 tahun. Jika tetap berlanjut, bisa jadi ada penyakit, atau karena pembentukan tulang yang salah secara bawaan.
Clubfoot
Terjadi pada 1 di antara 1.000 kelahiran. Pada 95% kasus, bagian depan kaki menekuk ke bawah, tungkai tertarik ke atas, atau tumit menekuk ke dalam. Biasanya problem ini tak bisa terkoreksi sendiri atau bahkan dengan stretching yang teratur. Penanganan harus dimulai segera setelah anak lahir. Biasanya dengan beberapa tindakan korektif non-operasi. Jika cara-cara ini gagal, operasi dilakukan saat bayi berusia 2-3 bulan.
Kaki Pengkor atau
CTEV (Congenital Talipes Equinus Varus)
Kaki pengkor atau CTEV disebabkan adanya kelainan otot. "Kaki memanjang secara tidak sama antara yang belakang dengan depan. Bagian belakang ketinggalan, sehingga memutar," jelas Sofyanudin yang juga berpraktek di RS Siaga Raya, Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Ada dua tipe CTEV, yaitu CTEV tipe fleksibel, yakni yang bisa dikoreksi, dan CTEV tipe
rigid. "Kalau ini yang terjadi, sebaiknya tangani sedini mungkin." Bahkan sejak anak lahir. Cara yang dilakukan antara lain mengkoreksi kaki dengan menggunakan gips. "Kalau sudah ada kemajuan, bayi kemudian diberi sepatu khusus (
night splin)." Sedangkan kalau yang diderita adalah tipe rigid, harus dilakukan operasi.
Kaki X atau
Varus
Kaki anak berbentuk X. Ini bisa dilihat dari sikap berdirinya. Jika ia berdiri, kedua lututnya saling bersentuhan, tetapi pergelangan kakinya tidak. Lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan lelaki. Anak yang kelebihan berat badan (obesitas) juga bisa terancam varus, karena tulang mereka tidak cukup kuat menahan berat badan.
Varus bisa terjadi saat usia 4 tahun, tapi pada usia 7 tahun kaki anak akan lurus. Jika tak membaik, mungkin anak kena penyakit
juvenile rheumatoid arthritis, ricketsia, atau infeksi lain. Anak mesti di-fisioterapi. Operasi mungkin diperlukan tapi jika anak sudah berumur 10-12 tahun, sebelum perkembangan tubuh berhenti.
Kaki O atau
Valgus/Bowlegs
Kondisi ini terjadi karena kaki bayi terlipat saat dalam rahim. Kaki biasanya mengalami valgus sampai usia 2 tahun. Jika bertahan hingga usia 3 tahun, dokter akan memberi penanganan yang cocok untuk anak. Bisa berupa
splinting, gips, pemakaian
brace(penjepit) atau operasi.
Kadang valgus terjadi karena produksi lemak pada kaki anak. Valgus bisa disebabkan oleh penyakit
Blount, yakni tulang kering melengkung dan tidak secara tepat masuk dalam sendi lutut. Jika bengkoknya terlihat lebih pada satu kaki saja, penyebabnya bisa karena hambatan pertumbuhan. Biasanya valgus akan normal kembali saat anak usia 8 tahun.
Kelainan Varus dan Valgus ini mempunyai penyebabnya sama, yakni karena lembeknya ligamen sebelah dalam. "Begitu lembeknya sehingga waktu anak berdiri, kakinya tidak dapat menunjang tubuh dengan baik," lanjut Sofyan. Ini juga baru tampak saat bayi berdiri. Kelainan seperti ini biasanya tidak berbahaya.
Congenital Dislocation of The Hip (CDH)
Kondisi ini disebabkan benggol lutut keluar atau tidak masuk dengan baik, pada pangkal paha. Kelainan ini bisa juga terjadi akibat sempitnya jalan lahir saat persalinan, sehingga menyebabkan terjadinya dislokasi pada tulang bayi. Bila tidak segera diberikan tindakan perbaikan, akan menyebabkan kelainan bentuk tubuh saat Si Kecil beranjak besar.
Proximal Femoral Focal Deficiency (PFFD)
Proximal femoral focal deficiency (PFFD) adalah kelainan bawaan yang jarang terjadi pada tulang pangkal paha atas (
thighbone). "Kelainan ini menyebabkan panjang pangkal paha berkurang, sehingga paha yang satu lebih pendek dari yang lainnya atau pendek kedua-duanya." Biasanya kelainan dibarengi dengan kelainan lahir lainnya.
PFFD bukanlah kelainan genetik atau keturunan, kelainan ini disinyalir akibat infeksi akibat toksin tertentu. Sejauh ini, penyebabkan diperkirakan toksin
thalidomide dan
tranquilizer yang bisa menimbulkan sebab khusus. Ada berbagai macam jenis PFFD, dengan penanganan yang berbeda. Pada kondisi tertentu, tulang paha dapat lebih memanjang sehingga Si Kecil bisa berjalan dengan lebih baik.
Kelainan Tulang Tubuh
Scoliosis
Skoliosis merupakan kurva abnormal dari tulang belakang. Normalnya, bila dilihat dari bidang tampak depan/koronal, kurva tulang belakang lurus satu garis dari leher sampai
sacrococcygeus (tulang ekor). Bila dilihat dari sisi samping/lateral view terdapat kurva ke depan terus ke belakang. "Gunanya menjaga supaya tulang belakangnya stabil.
Tulang leher melengkung ke depan (lordosis), tulang punggung melengkung ke belakang (kifosis), tulang lumbal (pinggang) akan ke depan lagi, kemudian pada tulang sakrum (tulang duduk) akan ke belakang atau kifosis, sampai ke tulang ekor. Skoliosis terjadi bila ada suatu penyimpangan atau deviasi ke arah lateral (kiri atau kanan) sehingga bengkok dan tak lurus.
Berat ringannya skoliosis tergantung dari besar kecil derajat lengkungnya. Disebut ringan bila derajatnya di bawah 20 derajat. Disebut sedang, bila lengkungnya antara 20-40 derajat. Kondisi berat terjadi bila lengkungnya di atas 40 derajat dan sangat berat sekitar ratusan derajat. Penyebab skoliosis bermacam-macam. Bila derajat lengkungnya melebihi 40 derajat, maka penderita skoliosis dianjurkan operasi.
Spina Bifida
Spina bifida terjadi apabila tulang belakang (
vertebrae) bayi tidak menutup dengan baik, yaitu tidak tertutupnya bagian spinal dengan tulang belakang yang menonjol (bulge). Spina bifida dapat terjadi pada setiap bagian tulang belakang, pada saat janin masih di dalam kandungan.
Jenis lain dari kelainan tulang belakang ini, yaitu spina bifida occulta. Kelainan yang secara kasat mata tidak terlihat, karena berada di bawah kulit ini, merupakan kelainan dimana pada beberapa ruas tulang belakang tidak terdapat kleps yang menonjol. "Karena kelainan ini tidak dapat terlihat dengan nyata, kecuali kalau kita menyentuhnya, biasanya banyak orang yang tidak menyadari adanya kelainan ini, " terang Dr. Sofyan.
Sprengel Deformity
Sprengel Deformity adalah kelainan bawaan yang terjadi pada tulang punggung atau tulang belikat(Scapula). Tulang belikat letaknya lebih tinggi dibandingkan tulang lain di sekitarnya. Punggung yang letaknya meninggi ini menyebabkan tulang belakang dan leher merapat, sehingga mempengaruhi gerakan lengan tangan pada bagian yang mengalami kelainan tersebut. Hingga saat ini, penyebab kelainan ini masih belum diketahui.
Torticollis
Kelainan ini terjadi akibat adanya tarikan otot pada tulang tengkuk, sehingga menyebabkan adanya distorsi pada leher. Kondisi ini menyebabkan leher akan tertarik pada satu sisi dimana tarikan otot terjadi. Ini membuat wajah terlihat miring ke satu sisi. Penyebabnya bisa karena bawaan, keadaan histeris atau adanya tekanan pada susunan syaraf tertentu. Torticollis juga dikenal dengan nama Wryneck.
Kelainan Tulang Tangan
Radius and Ulna
Radius and Ulna merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada tulang lengan bawah. Panjang tulang bawah lengan tidak tumbuh normal. Kelainannya bisa terjadi secara keseluruhan atau pada bagian tertentu. Kelainan ini menyebabkan fungsi tangan tidak bekerja dengan baik.
Radial Clubhand merupakan bentuk lain dari kelainan yang terjadi pada lengan, ini terjadi bila pada tulang bawah lengan tidak terbentuk sama sekali. Sehingga tangan menjadi tidak tersangga dengan baik, yang menyebabkan tangan menjadi menekut ke dalam," jelas Sofyan. "Pada bayi, biasanya dilakukan gips atau menggunakan brace."
Webbing Jari-jari Tangan
Seperti halnya pada jari kaki, pada kondisi ini jari-jari tangan berjarak lebih lebar dari normal. Biasanya tangan masih berfungsi dengan baik dan tidak mengganggu.
Jari Tambahan atau Syndactilly
Sama dengan jari kaki, jari tambahan bisa terjadi pada tangan. Biasanya jari tambahan ini tidak terlalu mengganggu seperti pada kaki.